Wednesday, February 28, 2007

Passive Income

Kemarin, salah satu agen etalase-halal.com yang baru bekerjasama selama satu minggu menerima bagi hasil, "lumayan untuk beli pulsa..." katanya, padahal target penjualan belum sesuai dengan harapan tapi sudah ada hasilnya, kenapa? dia mau mencoba, toh ga ada ruginya, resiko ada yang menanggung. Andai dia tidak melakukan tindakan untuk bekerjasama mungkin dia tetap membeli pulsa dengan uang dari kantongnya sendiri.

Keraguan seseorang dalam melakukan tindakan merupakan suatu sebab terhalangnya rezeki yang seharusnya diterima, kata seorang ulama "rezeki itu sudah ada yang mengatur, rezeki itu dari Allah tapi tanpa usaha maka rezeki itu tidak akan sampai ke tangan kita atau akan tetap di "Tangan" Allah.

Passive income tidak harus besar, yang terpenting adalah kontinuitasnya, karena pada prinsipnya passive income adalah pendapatan yang kita peroleh tanpa harus mengeluarkan banyak energi dan dapat dilakukan bersamaan dengan tugas utama kita, umpamanya sebagai karyawan, dengan tetap mendapatkan hasil bulanan yang sudah ada "takarannya", kita juga dapat menambahnya dengan passive income, orang lain belum naik gaji, kita sudah duluan, he he he.

Thursday, February 22, 2007

Idolaku... (kisah perjalanan usaha)

Saya tidak pernah tahu pasti apakah beliau sempat menamatkan SD/SR atau tidak, yang jelas beliau adalah idolaku, cerita perjalanannya sewaktu muda ketika memulai usaha banyak berpengaruh terhadap kehidupan dan concern saya sampai sekarang. Memotivasi untuk pantang menyerah dijalur usaha (wirausaha), membuatku bangkit kembali ketika jatuh.

Ketika memutuskan untuk berkeluarga Beliau tidak mempunyai pekerjaan tetap ataupun jenis usaha yang mampu menopang kehidupan keluarganya, menjadi buruh di gudang kopra dengan upah kecil adalah pilihan terakhirnya, pada waktu itu mampu membeli beras saja alhamdulillah sekali karena seringnya mereka (suami istri) hanya makan ubi dan gula merah.

Beliau terus berpikir bagaimana caranya untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik, kalau melihat kehidupannya pada waktu itu sangat sulit untuk merubahnya, tanah untuk digarap menjadi ladang padi ataupun perkebunan tidak dipunyai karena kemiskinannya. Tapi dia tidak menyerah...

Dengan modal kepercayaan orang lain dia mencoba untuk mengumpulkan buah-buahan milik penduduk desa itu untuk kemudian dijual ke kota, dengan sistem bayar belakangan, alat transportasi yang ada pada waktu itu hanya melalui sungai dengan menggunakan sampan (perahu tanpa mesin) yang didayung selama kurang lebih 2 jam lebih. Sebelum sholat subuh beliau mengangkat buah2an ke sampan sedangkan istrinya menyeleksi buah yang matang dan siap dijual kemudian setelah sholat subuh perjalananpun dimulai, dengan mendayung sampan mereka sampai ke kota dan menjual buah2an tersebut. Perlahan-lahan orang kampung banyak yang menitipkan buah seperti sawo, manggis, kuini (sejenis mangga tapi aroma sangat wangi) untuk dijual di kota (Tembilahan). itu yang dilakukan setiap hari, kehidupan mulai sedikit ada perubahan...

Pada suatu saat dimusim buah kuini Beliau melakukan rute perjalan yang berbeda dengan seorang temannya karena dikota yang biasa sudah sangat banyak orang berjualan buah kuini, dengan mengharap peruntungan di daerah lain maka setelah seharian perjalan dengan sampan sewaan sampailah mereka ke tempat tujuan. Tapi alangkah terkejutnya mereka ternyata disana juga sudah banyak buah kuini... setelah 2 hari mereka disana kuini yang terjual sangat sedikit, bingung... pusing mikirin hutang dan bayar sewa sampan, takut kehilangan kepercayaan orang... apa yang mesti dilakukan... pikiran buntu. Akhirnya perjalanan dilanjutkan ke daerah lain lagi, sampai disana tambah pusing karena kuini makin matang, kuini harus segera dijual dengan harga berapapun kalau tidak mau rugi banyak karena busuk.

Akhirnya kuini dijual borongan dengan harga rendah, uang yang terkumpul tidak cukup untuk membayar hutang apalagi ditambah dengan uang sewa sampan. Temannya menyarankan agar uang tersebut dibelikan ikan asin yang kebetulan daerah tempat mereka terakhir berjualan banyak menghasilkan ikan asin. Tidak terpikir olehnya untuk menggunakan uang tersebut untuk membeli ikan asin, bayangannya kalau ikan asin tidak terjual atau rugi lagi dengan apa dia harus membayar hutang2nya, tapi temannya begitu yakin dengan sarannya tersebut walaupun sebenarnya dia tidak begitu mengerti dengan hitungan2 dagang. Bingung harus berbuat apa, akhirnya dengan pikiran kacau dibeli juga ikan asin dengan menggunakan uang yang ada...

Dalam perjalanan pulang mereka singgah ke daerah-daerah yang dilalui sambil menggelar dagangan ikan asin dengan meminjam timbangan ke pedagang setempat, tanpa diduga sebelumnya ternyata penggemar ikan asin lumayan banyak, sebelum sampai ke kampung (Pulau palas) ikan asin sudah terjual habis dan hasil yang di dapat cukup baik, hutang bisa dibayar, sewa sampan bisa dibayar dan bisa membayar upah temannya, masih ada sisa sedikit. Alhamdulillah...

Bermodal pengalaman tersebut beliau menekuni berjualan ikan asin, pada saat itu dia yakin tidak akan hidup miskin lagi tapi konsekwensi istri sering ditinggalkan... untuk mengisi kegiatan istrinya maka sebagian keuntungan ikan asin dibelikan sedikit barang kebutuhan sehari-hari untuk didagangkan di warung sembako, setiap ada keuntungan sebagian disisihkan untuk menambah barang di warung, lama kelamaan barang bertambah banyak dan warung makin rame sehingga istrinya sudah tidak sanggup menanganinya sendiri, dia memutuskan untuk meninggalkan usaha berdagang ikan asin keliling daerah, serius mengelola warung sembakonya dan agar lebih dekat dengan keluarga, di warung sembakonya sekarang beliau tetap menjual ikan asin, katanya untuk mengingatkannya pada awal-awal perjuangan usahanya.

Alhamdulillah sekarang cita-citanya sudah tercapai yaitu menunaikan ibadah haji, beliau pernah berkata:"cita-cita tertinggi orang kampung itu menunaikan ibadah haji, sekarang alhamdulillah sudah tercapai..."


* Cerita ini kupersembahkan untuk orangtua-ku tercinta...

Friday, February 16, 2007

Jalan pintas yang penuh ranjau

Pernahkah anda ditawari investasi atau usaha yang mencoba meyakinkan kita bahwa hasil yang diterima pasti setiap bulannya, terkadang jumlahnya cukup besar, harap berhati-hati... Beberapa kali saya mendapat keluhan atau sekedar sharing dari teman tentang investasinya yang pada awalnya sangat menguntungkan tapi harus berakhir dengan kerugian yang lebih besar dari hasil yang pernah diterima.

Teman saya yang kuliah di Jogja pernah investasi dalam usaha voucher hp orang lain, dengan sekian juta yang diinvestasikannya dia mendapatkan keuntungan yang besaran ratusan ribu rupiah perbulannya, karena merasa lumayan keuntungannya dia mencoba mencari dana tambahan untuk diinvestasikan pada usaha tersebut, bergerilyalah dia sampai ke kampung halamannya untuk mendapatkan dana tambahan tersebut, dana yang didapat puluhan juta dari kerabat dan teman-temannya yang juga tertarik karena mendengar cerita teman saya tersebut yang sudah merasakan hasilnya. Selama beberapa bulan laba investasi yang diterima lancar tapi lama kelamaan koq jadi seret bahkan sangat sulit menemukan orang yang memiliki usaha voucher tersebut, ternyata dia kabur... salah satu korbannya adalah teman saya tersebut, dia harus menanggung kerugian uangnya sendiri + uang kerabat dan teman2nya di kampung.

Salah satu teman saya pernah cerita ikut investasi pada usaha salah satu teman pengajiannya yang menjual salah satu produk susu anak2, modusnya hampir sama seperti cerita diatas, modalnya lenyap... ah masih banyak lagi dengan modus serupa hanya produk yang beda.

Ada lagi cerita dari teman saya yang punya usaha di pasar Taman Puring, dia menceritakan kasus penipuan yang terjadi disana.
Umpamanya si A adalah pedagang disana ditawari oleh si B yang baru dikenalnya uang Brazil yang katanya bisa laku 6.000,- si B punya 10 lembar mau dijual 4.000 saja perlembar, akhirnya si A membelinya. Besoknya datang orang yang mencari uang Brazil berani beli seharga 6000,- per lembar maka terjadilah transaksi dengan si A yang mempunyai 10 lembar uang tersebut berarti untuk 20.000,-. Sebelum pergi si C berpesan kalau ada lagi dia berani beli dengan harga yang sama. Beberapa hari kemudian si B kembali menawarkan 100 lembar uang uni sovyet dengan harga 4.000 per lembar, karena si A sudah ada calon pembeli maka dia langsung membelinya, benar si C datang dengan memberikan keuntungan seperti yang diharapkan dengan tidak lupa berpesan kalo ada lagi, berapa saja dia akan membelinya dengan harga 6000. Ketika si B datang untuk yang ketiga kalinya dia membawa kabar kalau ada yang menawarinya uang Brazil 10.000 lembar kalau mau dia akan membawakannya beberapa hari lagi, si A yang membayangkan keuntungan 2.000 x 10.000 = 20 juta menjadi bersemangat tapi dia belum punya dana cash 40 jt untuk transaksi tersebut, maka dia berusaha mencarinya dengan meminjam kepada pihak ketiga, ketika uang terkumpul maka dia langsung menghubungi si B untuk melakukan transaksi tersebut apalagi sebelumnya si C terus menanyakan ketersediaan uang Brazil untuk dibelinya. singkat kata maka terjadilah transaksi 40 juta rupiah ditukar dengan 10.000 lembar uang brazil. Sehari, dua hari menunggu si C datang dengan deg-degan, berubah minggu belum juga datang kemudian berubah bulan timbullah ketakutan karena si C tidak datang-datang dan memang si C ngga bakal pernah datang lagi karena si C adalah teman si B yang bekerjasama melakukan penipuan terhadap si A. Tinggallah si A yang menanggung kerugian dan harus mengganti uang yang dipinjamnya dari pihak ketiga.

Ketika anda punya modal maka jangan terlalu bersemngat dengan tawaran yang menjanjikan keuntungan cepat dan besar... "Terkadang jalan pintas itu penuh ranjau".

Monday, February 12, 2007

Penawaran-penawaran itu... Subhanallah

Banyak kejadian beberapa hari lalu yang ingin saya tulis dalam blog ini, sudah seminggu lebih blog ini tidak terupdate karena Shiramiyu butuh perhatian lebih dalam 2 - 3 bulan ini, untuk yang satu ini istri tercinta sempat protes karena waktu saya sangat sedikit untuk berkumpul dengan mereka, karena terlalu fokus untuk menelponpun jarang saya lakukan, masyaAllah... padahal istri hanya butuh sedikit perhatian dan sesekali telpon dari saya (Mi, maafin Abi ya...).

Pertama yang ingin saya tulis mengenai tawaran kontrakan yang murah disebelah bengkel aksesoris saya, saya hampir tergoda karena penawaran terakhirnya sangat-sangat menggiurkan tapi alhamdulillah Allah melindungi dari transaksi itu karena ternyata kontrakan tersebut ada masalah dengan pihak ketiga.

Kedua, ada penawaran tanah seluas 200 meter yang cukup murah karena memang posisi tanah tersebut tidak bisa dilewati mobil, tapi nilai penawarannya cukup menggiurkan juga karena yang punya tanah butuh uang yang cukup mendesak, tadinya saya sangat menginginkan tanah tersebut untuk investasi dengan mencari pinjaman ke Bank syariah tapi alhamdulillah ditolak karena posisi tanah tidak dilewati mobil.

ketiga, beberapa hari kemudian ada penawaran tempat usaha persis di depan bengkel aksesoris saya, tempat ini digunakan pemiliknya sebagai bengkel motor sekaligus tempat showroom motor-motor bekas dagangannya, masih ada lagi ruangan yang disewakan untuk penjual rokok. bangunannya tidak luas karena ukuran ke belakang hanya sekitar 3 meter tapi lebar mengikuti bahu jalan sekitar 13 meter dengan empat sekat, penawaran dari pemiliknya juga cukup menggiurkan, sepertinya penawaran ini tidak boleh disia-siakan karena sesuai dengan usaha yang sedang dijalankan walaupun sebenarnya pada saat ini saya belum memiliki dana yang cukup untuk pembelian tempat tersebut meskipun modal jual beli motor akan dialihkan dulu kesana, sisanya akan diusahakan melalui sumber lain, mudah2an berhasil... Amin.

Keempat, mengenai perkembangan Shiramiyu yang baru berjalan sekitar dua minggu, sebenarnya pembangunan shiramiyu baru sekitar 60%, berhubung dana yang ada sudah mentok bahkan masih terhutang beberapa juta maka pembangunan belum bisa dilanjutkan. Sabtu kemarin, teman saya dan Bapaknya datang melihat shiramiyu karena mereka berminat untuk membuka warung minuman, setelah sampai di shiramiyu Bapaknya mengajukan kerjasama yang sangat menggiurkan selain tetap berminat di warung minuman, Bapaknya menawarkan kelanjutan pembangunan khusus pencucian mobil dengan sistem bagi hasil. Walaupun sebenarnya itu merupakan kesempatan, saya mencoba untuk tidak memberikan angan-angan tentang keberhasilan yang muluk-muluk, saya bilang:"Pak, Bapak lihat dulu lokasinya gimana? Subhanallah, Apa yang dia katakan cukup mengagetkan dan menyadarkan saya, "Bud, kita itu wajibnya usaha tentang rezeki itu ada yang ngatur, kalau usaha kurang jalan mungkin ada penghalang kedekatan kita dengan Allah, coba perbanyak sholat tahajud, perbanyak sedekah... insyaAllah...". dengan logat sundanya yang cukup kental.