Friday, January 19, 2007

Aset atau beban sih?

Sebagai seorang karyawan tentu saya mempunyai penghasilan tetap setiap bulannya dan itu pasti saya terima kecuali ada hal-hal luar biasa terjadi pada perusahaan tempat saya bekerja sekarang atau lainnya, begitu juga dengan teman-teman, saudara, dan orang lain yang berlabelkan karyawan sebuat perusahaan. Itulah kelebihan atau daya tarik menjadi seorang karyawan "Penghasilan yang pasti" walaupun ada beberapa alasan lain yang sering kita dengar seperti pekerjaannya sesuai dengan pendidikan (contohnya accounting, marketing, engineering dll) atau karir yang menjanjikan.

Karyawan adalah salah satu profesi yang baik untuk seseorang yang menginginkan keamanan keuangan bulanan karena pada umumnya gaji yang diterima cukup untuk satu bulan, kalaupun lebih terkadang kita tergoda untuk memiliki barang-barang yang sedikit wah setidaknya itu yang saya rasakan atau artikel-artikel yang pernah saya baca.

Kita bisa melihat begitu banyak contoh karyawan yang terlihat begitu sukses pada saat masih bekerja mungkin dia seorang manager tapi ketika pensiun hidup pas-pasan atau bisa jadi kekurangan sehingga dia berusaha untuk mencari kerja lagi. Tapi ada juga contoh seorang mantan karyawan yang bisa dianggap berhasil seperti seorang tetangga mertua saya yang mempunyai rumah kos-kosan dengan jumlah kamar lebih dari 20 buah dan sewa tahunan sekitar 2 jutaan, walaupun sebelumnya dia adalah karyawan level bawah, tapi lihat dimasa pensiunnya dia mampu membuat aset yang dimilikinya memberikan keuntungan tanpa harus bekerja lagi, semua urusan kos dikelola oleh anaknya.

Apakah yang membedakan mereka...? Mengapa bisa begitu...? mungkin itulah pertanyaan yang perlu diutarakan. Kalau disuruh memilih pasti kita pengen yang endingnya seperti mantan karyawan yang mempunyai penghasilan dari kos-kosannya, tapi apakah kita sudah membuat langkah-langkah kearah situ?

Kebanyakan kita sebagai karyawan terkadang terlalu menikmati hasil yang kita terima pada saat ini, gaji bulan ini kita habiskan dalam satu bulan karena bulan berikutnya "Pasti ada" kalau ingin memiliki sesuatu sepertinya harus selalu dapat walaupun terkadang yang ingin kita miliki tersebut tidak memiliki manfaat yang signifikan, kita tidak terbiasa memperhitungkan untung rugi, mendesak atau tidak. Keinginan harus bisa terpenuhi itulah yang menjadi motto, sehingga ada karyawan yang semakin besar pendapatan bukannya semakin tenang malah sebaliknya, akibat keinginan-keinginan yang tidak bisa direm seperti HP harus model terbaru, alat-alat elektronik yang mahal, motor atau mobil keluaran terbaru atau rumah di perumahan tertentu... karena semua itu relatif mudah didapat oleh karyawan dengan cara kredit.

Tapi kalau untuk menyisihkan sebagian uang perbulan sepertinya berat sekali, dengan berbagai alasan keluar dengan mudah dari mulut, "jangankan menabung, untuk biaya sebulan aja kurang" padahal untuk beli HP yang seharga 2-3 jtan mampu.

Saya juga punya keinginan seperti itu, tapi apakah semua itu aset yang memberikan keuntungan signifikan? Kalau jawabannya "YA" maka tidak ada salahnya mewujudkan keingin tersebut tapi kalau jawabannya "TIDAK" maka kita harus tahu apa yang mesti dilakukan. Jangan sampai keputusan kita membuat kita bekerja untuk membayar tagihan bulanan. Pak Khotib Jum'at tadi membacakan ayat alqur'an yang arti kurang lebih seperti ini "Allah tidak pernah berbuat zholim kepada hamba-NYA tapi hambanyalah yang menganiaya dirinya sendiri".

Wassalam

No comments: